Mahasiswa Lamongan – Sembilan mahasiswa dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menjalani program Belajar Bersama Komunitas (BKK) selama satu bulan penuh di Desa Pangkatrejo, Kecamatan Lamongan. Seluruh kegiatan BKK dipusatkan di Dusun Seban, tepatnya di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Gemar Maos.
Program tersebut menjadi bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat, dengan fokus utama pada penguatan literasi di tingkat desa. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Gemar Maos sendiri adalah sebuah komunitas literasi yang dikenal aktif menggerakkan budaya membaca dan menulis di kalangan anak-anak hingga remaja desa.
Sembilan mahasiswa tersebut juga melakukan kunjungan ke TBM Gemar Maos pada Jumat siang, 11 Juli 2025. Kunjungan ini bertujuan sebagai pertemuan awal untuk menyamakan visi dan membahas agenda program literasi yang akan mereka jalankan selama sebulan ke depan bersama komunitas.
“Kami sudah tiba di Desa Pangkatrejo sejak tanggal 7 Juli lalu, dan diterima langsung oleh Kepala Desa beserta seluruh perangkat, kepala dusun, serta ketua RW dan RT,” ujar Habibur Rohman, mahasiswa semester enam dari Prodi Ilmu Komunikasi yang juga dipercaya sebagai Ketua BKK.
Habibur menjelaskan bahwa program BKK kali ini memiliki tiga misi utama. Pertama, mendampingi TBM dan Perpustakaan Desa sebagai relawan, sejalan dengan program Perpusnas RI. Kedua, menggelar kegiatan membaca nyaring untuk anak-anak sekitar TBM. Dan yang ketiga, membantu anak-anak dalam penguasaan dasar calistung (baca, tulis, hitung).
Pihak komunitas menyambut baik kehadiran mahasiswa tersebut. Aditya Akbar Hakim, pendiri Gemar Maos sekaligus penulis yang telah menerbitkan puluhan buku di Gramedia, mengaku senang bisa terlibat dalam kolaborasi ini.
“Kemarin saya mendapat kabar dari Pak Kades bahwa akan ada teman-teman mahasiswa dari Unair yang ber-KKN. Kami tentu menyambut dengan senang hati. Sebagai komunitas literasi, Gemar Maos siap menjadi mitra belajar dan berkegiatan,” tutur Aditya.
Menurutnya, rumah yang sekaligus menjadi markas Gemar Maos selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin belajar tentang dunia literasi, baik membaca, menulis, maupun berbagi ilmu secara kontekstual.
Selama masa program, para mahasiswa akan tinggal di rumah singgah yang telah disiapkan oleh pemerintah desa di Dusun Tuyuh. Meskipun tidak bermalam di markas Gemar Maos, mereka tetap menjadikan tempat tersebut sebagai pusat kegiatan harian mereka.
Beragam aktivitas akan dijalankan setiap hari, mulai dari pendampingan membaca, sesi mendongeng, pelatihan menulis, hingga pembelajaran calistung bagi anak-anak sekitar. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara dunia kampus dan komunitas lokal mampu memperkuat gerakan literasi di tingkat desa.
Diharapkan, keberadaan mahasiswa ini tak hanya berdampak jangka pendek, tetapi juga memberi kontribusi berkelanjutan dalam membentuk budaya literasi yang kuat di Desa Pangkatrejo.











