Mahasiswa Lamongan – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) BBK 6 Universitas Airlangga (Unair) menghadirkan inovasi yang memanfaatkan potensi lokal di Desa Nguwok, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan. Lewat program bertajuk “Kelora Rasa”, mereka memperkenalkan produk olahan sehat berbahan dasar daun kelor, yakni puding kelor.
Kegiatan yang dipusatkan di Balai Desa Nguwok ini diikuti oleh para kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan antusias tinggi. Tak hanya sekadar belajar memasak, pelatihan ini menjadi ajang berbagi gagasan dan berdiskusi untuk mendorong lahirnya produk pangan lokal yang bernilai ekonomis dan tentunya menyehatkan.
“Melalui kegiatan Kelora Rasa, kami ingin mengenalkan cara baru mengolah daun kelor agar lebih menarik dan bermanfaat. Harapannya, ini bisa jadi inspirasi awal bagi para kader PKK untuk menciptakan peluang usaha dari potensi yang ada di desa,” jelas Ketua Pelaksana Tim BBK 6 UNAIR.
Ia juga menyampaikan bahwa timnya berharap puding kelor bisa dikembangkan sebagai produk unggulan yang mengangkat nama Desa Nguwok di masa mendatang.
Respons dari para peserta pun sangat positif. Ibu Umma, selaku Ketua PKK Desa Nguwok, mengaku kagum dengan olahan tersebut.
“Rasanya enak dan menyehatkan. Anak-anak pasti suka. Ini cocok untuk dikembangkan jadi usaha kecil,” ujarnya.
Sementara itu, Ibu Asih, salah satu kader PKK lainnya menambahkan, “Saya baru tahu kalau daun kelor bisa diolah jadi puding seenak ini. Rasanya unik, sehat, dan punya potensi jual yang bagus. Terima kasih banyak atas ilmu dan inspirasinya.”
Melalui pendekatan yang sederhana, tetapi penuh sarat makna, kegiatan Kelora Rasa membuktikan bahwa pangan lokal seperti kelor bukan hanya bisa menjadi sumber gizi, melainkan juga menjadi jalan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Daun kelor yang dulunya hanya dianggap tanaman biasa, kini mulai dilirik sebagai simbol inovasi kreatif khas Desa Nguwok.











