Mahasiswa Lamongan – Bagi Alma Zafirah, sabuk taekwondo bukan sekadar penanda kemampuan bela diri. Lebih dari itu, bagi gadis berusia 17 tahun asal Lamongan ini, sabuk tersebut adalah simbol dari kerja keras, ketekunan, dan disiplin yang ia bangun sejak remaja hingga berhasil menembus level internasional.
Remaja yang tinggal di Perum Graha Indah, Desa Tambakrigadung, Kecamatan Tikung itu mulai mengenal taekwondo pada tahun 2019, ketika ia masih duduk di bangku SMP. Awalnya, niat Alma hanya ingin mencari aktivitas yang menantang.
Namun, siapa sangka, dari sekadar iseng mencoba, kini ia telah mengoleksi sederet medali bergengsi dari berbagai kejuaraan nasional hingga internasional.
“Awalnya cuma pengin coba olahraga yang seru dan menantang. Tapi lama-lama jatuh cinta karena di sini mental kita benar-benar diuji,” ungkap Alma dilansir dari detik.com, Senin (13/10/2025).
Turnamen pertama yang ia ikuti menjadi pengalaman berkesan sekaligus menegangkan. Saat itu, Alma masih duduk di kelas 2 SMP. Ia mengaku sangat gugup sebelum naik ke arena.
“Deg-degan banget waktu itu. Tapi biasanya saya tenangkan diri dengan dengar musik dulu, terus lihat pemandangan sekitar biar rileks,” kenangnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, rasa gugup itu perlahan berubah menjadi keberanian. Alma menemukan jurus andalannya, yakni tendangan aborigin—tendangan melingkar cepat yang kerap mengejutkan lawan.
“Tendangan itu bisa kasih poin besar, terutama kalau kena kepala. Kuncinya harus menyerang terus,” ujarnya penuh percaya diri.
Tahun 2024 menjadi momen paling berkesan bagi Alma. Ia berhasil mewakili Indonesia di ajang MBW International Taekwondo Championship di Kajang, Malaysia. Meski sempat mengalami cedera tangan kiri saat menghadapi atlet asal India, Alma tetap berjuang hingga berhasil meraih juara 3.
“Waktu itu sakit banget, tetapi saya enggak mau menyerah. Setelah Malaysia, saya langsung lanjut ke Thailand buat pertandingan berikutnya,” tuturnya.
Keteguhan hatinya kembali membuahkan hasil. Dalam 7th Heroes Taekwondo International Championship di Bangkok, Thailand, Alma Zafirah sukses membawa pulang gelar juara 2, meski masih dalam masa pemulihan dari cedera.
“Buat saya, lawan terkuat itu India. Tapi kalau kita fokus dan percaya diri, sekuat apa pun lawan pasti bisa dikalahkan,” ucapnya mantap.
Di balik segudang prestasinya, Alma dikenal disiplin dan berdedikasi tinggi. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ia rutin berlari selama satu jam, lalu melanjutkan latihan di sore hari. “Kalau fisik lemah, jangan harap bisa menang. Jadi harus jaga kondisi terus,” katanya.
Selain menjaga fisik, Alma juga memperhatikan asupan makanannya. Ia mengaku menghindari gorengan dan minuman dingin menjelang pertandingan. “Saya hindari gorengan dan minuman dingin sebelum tanding. Itu penting biar badan tetap fit dan enggak drop,” bebernya.
Berikut sederet prestasi yang telah ditorehkan Alma Zafirah:
- Juara 3 MBW International Taekwondo Championship, Malaysia (2024)
- Juara 2 7th Heroes Taekwondo International Championship, Thailand (2024)
- Juara 3 Yogyakarta International Taekwondo Open, Kemenpora (2023)
- Juara 3 Panglima TNI Cup, Jakarta (2025)
- Juara 3 Kapolri Cup 3 Speed Kicking Putri (2021)
- Juara 3 Kemenpora Cup, Magelang (2023)
Meski sudah menorehkan banyak prestasi hingga ke level internasional, Alma belum ingin berhenti. Ia masih punya mimpi besar, yakni mengibarkan bendera Merah Putih di kejuaraan dunia. “Saya ingin terus berkembang dan bisa mewakili Indonesia,” pungkasnya.











