Mahasiswa Lamongan – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali melahirkan lulusan berprestasi. Sosok tersebut adalah Ayu Suryandari, gadis asal Bengkulu yang kisah hidupnya penuh perjuangan. Terlahir dari keluarga petani sederhana, Ayu membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk mengukir prestasi gemilang.
Sejak awal merantau ke Kampus, jalan Ayu tidak mudah. Kekhawatiran soal biaya kuliah sempat menghantui, mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Namun, semangatnya menimba ilmu di tanah Jawa jauh lebih besar dibanding rasa takutnya. Untuk meringankan beban orang tua, Ayu rela bekerja paruh waktu di sebuah kedai kopi sambil tetap fokus menjalani kuliah.
Ujian terberat datang saat memasuki semester tiga. Ayu hampir menyerah karena benar-benar kehabisan biaya. Beruntung, UMM menyediakan berbagai informasi beasiswa. Dari situ, ia mendaftar Beasiswa Bakti Tani dari Yayasan Khow Kalbe—program khusus bagi anak petani jurusan pertanian dengan IPK minimal 3,5—dan dinyatakan lolos. Beasiswa inilah yang menjadi penopang pendidikannya, sekaligus membuka jalan bagi sederet prestasi lain.
Sejak awal kuliah, Ayu memang telah menunjukkan potensinya. Ia diterima melalui jalur prestasi non-akademik dan meraih penghargaan UMM Students Awards 2021. Tak berhenti di situ, ia juga aktif berorganisasi dengan menjabat Sekretaris Bidang Organisasi HMPS Agribisnis, Bendahara Umum Senat Mahasiswa, hingga Sekretaris UKM Business Entrepreneur.
Di bidang akademik dan kompetisi, prestasinya pun bersinar. Ayu tergabung dalam Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang berhasil menembus ajang Abdidaya Nasional 2023.
Ia juga lolos Insentif Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM AI) 2024 dengan artikel yang terbit di jurnal terindeks Sinta 3. Bahkan, kesempatan internasional sempat ia jajal lewat program International Company Visit ke Singapura.
Motivasi terbesar Ayu berasal dari tanah kelahirannya. Melihat para petani di desanya kerap dirugikan akibat fluktuasi harga hasil panen, ia mantap memilih jurusan Agribisnis. Meski sempat diremehkan karena dianggap “hanya” kuliah pertanian meski sudah jauh merantau ke Jawa, tekadnya tak pernah goyah.
“Kalau saya bisa kuliah pertanian, siapa tahu saya bisa memajukan minimal pertanian di daerah saya,” ujar Ayu penuh harapan, Jumat (29/08/2025).
Kini, setelah resmi menuntaskan studi sarjana, Ayu tak berhenti. Ia melanjutkan pendidikannya melalui program fast track dan kini sudah memasuki semester kedua Magister Agribisnis UMM. Harapannya sederhana, namun besar makna, yakni menyelesaikan studi dan kembali ke tanah kelahiran untuk membawa perubahan nyata.
“Berharapnya dengan saya mendapatkan fasilitas pendidikan yang lebih baik, saya bisa membawa mimpi yang lebih besar saat nanti pulang,” pungkasnya.
