Mahasiswa Lamongan – Untuk memperluas wawasan mahasiswa terkait peluang kerja yang relevan dengan bidang keilmuan mereka, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kunjungan edukatif ke Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya pada Senin (20/10/2025).
Kegiatan bertajuk Humanivisit itu menjadi program kerja tahunan dari Kementerian Hubungan Luar (Hublu) BEM FIB UNAIR. Melalui program ini, BEM FIB berkolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah maupun swasta yang menyediakan lapangan pekerjaan, khususnya di bidang humaniora.
Wakil Presiden BEM FIB UNAIR, Qotrunnada Nadiyah Mareta, menjelaskan bahwa Humanivisit hadir sebagai bentuk upaya menjawab isu ketidakrelevanan antara jurusan kuliah dan karier setelah lulus. Ia berharap, para peserta mendapatkan gambaran konkret mengenai pekerjaan di sektor pariwisata dan kebudayaan.
“Harapannya, hubungan eksternal ini bisa membuka jalan bagi teman-teman untuk melanjutkan karier sesuai dengan bidang keilmuan di fakultas kita. Kami juga berterima kasih kepada pihak Disbudporapar Kota Surabaya yang sudah memberi kesempatan teman-teman untuk menjelajahi secara langsung suasana kerja di instansi ini,” ujarnya.
Dalam kunjungan tersebut, hadir Ketua Bidang Pariwisata Disbudporapar, Farah Andita Ramadhani, yang memberikan pemaparan mengenai peran lulusan humaniora sebagai peneliti pariwisata. Ia menekankan bahwa ilmu teoritis yang diperoleh mahasiswa FIB sangat berharga dalam pengembangan pariwisata, terutama dalam memahami aspek sosial dan budaya.
Farah mencontohkan, pembacaan karya sastra tidak hanya penting untuk mempelajari bahasa, tetapi juga untuk memahami fenomena sosial dan budaya yang muncul di masyarakat.
“Sensitivitas terhadap fenomena sosial dan budaya sangat berpengaruh dalam pekerjaan. Misalnya, dalam pengembangan pariwisata di suatu wilayah, kita harus memahami kebiasaan dan cara komunikasi warga setempat agar prosesnya berjalan lancar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Farah juga menyoroti pentingnya kemampuan menulis bagi mahasiswa yang ingin berkarier di sektor pariwisata. Menurutnya, keterampilan tersebut diperlukan untuk menyusun narasi-narasi yang mengandung nilai sejarah, budaya, dan edukasi agar mampu menarik minat wisatawan melalui kekuatan kearifan lokal.
“Surabaya memang tidak memiliki wisata alam seperti gunung atau air terjun. Namun, kekayaan daya tarik wisata di kota ini justru terletak pada sisi non-alamnya. Daya tarik terbesar datang dari narasi dan storytelling yang kuat. Surabaya memiliki banyak peninggalan sejarah yang tidak dimiliki kota lain, seperti kawasan Kota Lama Surabaya yang menjadi pusat perdagangan sejak masa penjajahan,” terangnya.
Sementara itu, Staf Bidang Kebudayaan Disbudporapar Kota Surabaya, Syahrul Anwar, turut menjelaskan mengenai tugas pokok di bidang kebudayaan. Bidang ini bertanggung jawab atas pelestarian, pengembangan, promosi, pemasaran, pembinaan, hingga penyusunan program-program seni dan budaya Kota Surabaya.
Syahrul menambahkan bahwa menjadi praktisi di bidang kebudayaan menuntut keterampilan public speaking dan kepenulisan yang baik.
“Keduanya bisa teman-teman latih sejak di kampus, supaya nantinya bisa diaplikasikan ketika bekerja di dunia profesional,” pungkasnya.











