Mahasiswa Lamongan – Desa Surabayan, Kabupaten Lamongan, mengadakan kegiatan pasar murah pada Jumat, 28 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan akses pangan yang terjangkau bagi warga sekitar.
Pasar murah yang digelar di area Desa Surabayan tersebut menyediakan berbagai jenis bahan pangan segar. Bahan pangan yang dijual meliputi umbi-umbian, sayuran, ikan, udang, hingga beras.
Sekretaris Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Surabayan, Achmad Farikh Firmansyah, menyatakan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan, sekaligus memberikan kemudahan bagi warga desa dalam memenuhi kebutuhan pangan dengan harga lebih murah.
“Pasar murah ini tidak hanya diadakan untuk mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menopang ekonomi warga desa. Semua barang yang dijual merupakan hasil panen dari warga Desa Surabayan, dan beberapa juga berasal dari desa sekitar,” kata Farikh.
Ia menambahkan bahwa pasar murah ini merupakan langkah yang sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat dalam mendorong ketahanan pangan nasional.
Selain itu, pasar murah ini juga diadakan menjelang bulan suci Ramadan 2025, di mana banyak warga membutuhkan persiapan untuk menyambut bulan puasa dengan harga bahan pokok yang lebih terjangkau.
Warga desa menunjukkan antusiasme terhadap kegiatan positif ini. Hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga jam sejak dibuka pada pukul 06.00 WIB, hampir seluruh barang dagangan habis terjual. Farikh juga mengungkapkan bahwa pasar murah ini akan diadakan dua minggu sekali, yakni setiap hari Jumat dan Minggu.
“Kegiatan ini juga turut membantu keberlangsungan operasional BUMDes, dan anggaran untuk pasar murah ini bersumber dari dana desa tahun 2025, yang mana dana tersebut dikelola oleh BUMDes Surabayan,” ungkapnya.
Anin, salah seorang warga setempat, mengungkapkan rasa senangnya dengan diadakannya pasar murah ini.
“Pasar murah ini sangat membantu saya. Saya tadi membeli mentimun dan sawi dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan di pasar,” tuturnya.
Kehadiran pasar murah di Desa Surabayan, Lamongan, menjadi bukti nyata bahwa desa turut mendukung ketahanan pangan secara langsung untuk kesejahteraan ekonominya, khususnya dalam menyongsong bulan suci Ramadan.











