Mahasiswa Lamongan – Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar di Jawa Timur. Untuk memperkuat produksi padi, kabupaten ini melibatkan kemajuan teknologi di bidang pertanian, salah satunya dengan menggunakan teknologi drone untuk proses pemupukan tanaman.
Sugeng Widodo, Kepala Dinas Kominfo Lamongan, mengatakan bahwa pihaknya telah mengenalkan penggunaan teknologi dalam bidang pertanian di Lamongan. Salah satu teknologi yang telah diterapkan sejak 2021 adalah penggunaan drone untuk pemupukan.
Dilansir dari Detik Jatim, Sugeng mengatakan bahwa pihaknya melibatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi dalam bidang pertanian. Alasannya, dengan teknologi, pekerjaan bertani menjadi lebih efektif dan efisien.
Pemupukan menggunakan drone juga lebih cepat dibandingkan metode konvensional. Pupuk Indonesia, bersama para petani binaannya, telah melakukan penyemprotan pupuk organik cair Phonska OCA menggunakan drone sejak 2021.
Saat sosialisasi penggunaan Phonska OCA di Kabupaten Lamongan, juga dilakukan demonstrasi pengaplikasian pupuk cair dengan teknologi pertanian berupa drone.
“Untuk drone ini, dengan satu baterai, dapat menyemprot satu hingga 1,5 hektare lahan jika kapasitas tangkinya mencapai 15 liter. Dengan kapasitas 15 liter ini, bisa menggunakan kurang lebih 15 sampai 20 tutup botol Phonska OCA,” ujar Sugeng pada Jumat, 28 Februari 2025.
Sugeng menuturkan bahwa penggunaan drone untuk penyemprotan pupuk dinilai sangat efektif dibandingkan dengan tenaga manusia. Selain itu, keberadaan drone untuk pertanian juga dapat menjadi solusi atas sulitnya regenerasi petani.
“Penggunaan drone bisa mengefisienkan waktu yang dibutuhkan. Mungkin dengan teknologi baru ini, pertanian bisa lebih mudah dikelola, termasuk meningkatkan minat petani muda untuk terjun ke dunia pertanian,” tambahnya.
Pengaplikasian pupuk cair organik ini tidak hanya bisa dilakukan dengan drone, tetapi juga menggunakan alat semprot manual maupun alat semprot elektrik yang biasa digunakan petani. Keberadaan pupuk cair organik Phonska OCA disambut baik oleh Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Lamongan.
“Kami sangat berterima kasih dengan adanya inovasi teknologi baru ini. Dengan adanya hal ini, tentu akan mempermudah petani. Harapan kami, petani bisa lebih mudah melakukan pemupukan karena pupuk ini akan lebih mudah terserap oleh tanaman,” jelasnya.
Keterlibatan teknologi dalam pertanian diyakini lebih efektif dalam hal pengerjaan dan biaya produksi padi. Misalnya, dalam penyemprotan pestisida, drone hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk satu hektare lahan.
“Begitu juga dengan jumlah pestisida yang digunakan serta biayanya. Biasanya, secara manual, diperlukan sekitar 40 liter pestisida untuk satu hektare lahan. Namun, dengan teknologi seperti ini, hanya dibutuhkan sekitar 10 liter pestisida,” kata Sugeng.
Sugeng juga menambahkan bahwa penggunaan teknologi dalam bidang pertanian merupakan bagian dari upaya penerapan revolusi pertanian.











