Mahasiswa Lamongan – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Lamongan secara resmi membuka kegiatan Training of Trainer Peer Counselor IPM (PCI) pada Jumat (25/04/2025). Acara ini digelar di kompleks perguruan Muhammadiyah Godog, tepatnya di MAM 3 Laren, dengan mengangkat tema “Empowering Peer Counselors: Advocating for a Safe and Inclusive Learning Environment.”
Program ini lahir dari keprihatinan mendalam terhadap tingginya kasus kekerasan, perundungan (bullying), dan perilaku negatif lainnya di kalangan pelajar, khususnya di lingkungan pelajar Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan. Fenomena ini dinilai tidak hanya mengancam kesejahteraan fisik dan mental para pelajar, tetapi juga merusak nilai-nilai luhur dan tatanan sosial dalam dunia pendidikan.
Kekerasan dan perundungan di sekolah kerap muncul dalam bentuk fisik, verbal, maupun psikologis, dengan dampak serius bagi korban, seperti trauma, kecemasan, depresi, penurunan prestasi akademik, hingga kesulitan dalam berinteraksi sosial. Sementara itu, pelaku berisiko mengembangkan perilaku agresif dan antisosial hingga masa dewasa.
Sebagai langkah konkret dalam menghadapi situasi ini, PD IPM Lamongan menggagas program PCI sebagai upaya strategis membangun sistem pendampingan sebaya. Melalui pelatihan ini, peserta dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mendasar terkait kesehatan mental, teknik komunikasi efektif, konseling dasar, serta strategi pencegahan kekerasan dan perundungan.
Selain itu, peserta juga dilatih untuk mengembangkan empati, keterampilan mendengarkan aktif, serta menjaga kepercayaan dan kerahasiaan teman sebaya yang membutuhkan bantuan. Diharapkan, lulusan pelatihan ini mampu menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing, dengan peran mengidentifikasi potensi masalah, memberikan dukungan awal, dan menjembatani hubungan dengan guru atau konselor.
Program PCI IPM Lamongan ini menjadi wujud nyata dari komitmen PD IPM dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih sehat, aman, dan inklusif, sekaligus menanamkan nilai-nilai kepedulian dan advokasi sejak dini di kalangan pelajar Muhammadiyah.
