DesaKegiatan

Petani Sukoanyar Dibekali Ilmu PLTS oleh Mahasiswa Unisla

×

Petani Sukoanyar Dibekali Ilmu PLTS oleh Mahasiswa Unisla

Sebarkan artikel ini
Petani Sukoanyar Dibekali Ilmu PLTS oleh Mahasiswa Unisla
Pelatihan PLTS di Desa Sukoanyar oleh mahasiswa KKN Unisla. (Dok. istimewa).

Mahasiswa Lamongan – Puluhan petani Desa Sukoanyar, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, antusias mengikuti pelatihan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang digelar oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Lamongan (Unisla).

Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Teknik Elektro Unisla dari KKN Kelompok 15, yakni Muhammad Adam, Rifki Adi Firmansyah, Nabila Abidah Syafitri, dan Ferdiansyah Dwi Ramadhan. Dalam pelatihan tersebut, para petani dikenalkan pada potensi energi matahari sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi pertanian.

“PLTS ini bisa membantu berbagai kebutuhan pertanian, seperti penerangan malam hari, mengoperasikan pompa irigasi, hingga menjaga sawah di malam hari,” jelas Adam, salah satu pemateri.

Tak hanya pemaparan teori, petani juga diajak praktik langsung. Mereka belajar memasang panel surya, menghubungkannya hingga menghasilkan listrik, serta mempelajari teknik perawatan agar peralatan lebih awet.

Adam menambahkan, teknologi energi terbarukan seperti PLTS berpotensi besar mendukung swasembada pangan. Selain ramah lingkungan, teknologi ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada listrik PLN, terutama di area persawahan yang jauh dari jaringan listrik.

“Tujuan kami bukan hanya mengenalkan, tetapi juga memastikan para petani di Sukoanyar mampu memahami dan mengaplikasikan teknologi PLTS untuk kebutuhan sektor pertanian, mulai dari penerangan, pengairan, hingga ketika harus bermalam di sawah,” imbuhnya.

Kepala Desa Sukoanyar menyambut positif kegiatan ini. Ia berharap pengetahuan baru tersebut bisa segera diterapkan untuk memajukan pertanian desa.

Dengan adanya pelatihan ini, Desa Sukoanyar menegaskan komitmennya untuk melangkah menuju pertanian modern yang mandiri energi, dengan harapan teknologi menjadi salah satu kunci tercapainya swasembada pangan di masa depan.

“Kami ingin petani di desa ini tidak sekadar mengenal teknologi, tapi juga mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan hasil pertanian,” tutupnya.