Mahasiswa Lamongan – Ratusan petani hutan di Lamongan mendapat pendampingan langsung dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Bojonegoro. Kegiatan pembinaan perhutanan sosial tersebut berlangsung di Desa Kedungkumpul, Sukorame, Lamongan, Kamis (01/05/2025).
Program tersebut tidak hanya untuk mengelola kelestarian hutan, tetapi juga masyarakat di sekitar. Tujuannya yakni menjaga keseimbangan lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, dan mendukung dinaminka sosial budaya.
“Perhutanan sosial merupakan program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola sumber daya hutan secara berkelanjutan,” jelas Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Bojonegoro, Widodo Joko Santoso.
Pembinaan perhutanan sosial dapat memiliki peran strategis untuk pemenuhan swasembada pangan nasional. Dengan meningkatkan kapasitas petani hutan dalam memproduksi bahan baku pangan berkualitas tinggi, program akan mendorong tercapainya ketahanan pangan.
Selain itu, upaya pembinaan di wilayah kerja Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Bojonegoro tersebut dapat menjadi awal dari langkah menjaga pelestarian hutan. Lewat kegiatan ini, ekosistem dapat tetap stabil dan habitat hutan lebih lestari.
Program pembinaan mencakup pemberian wawasan tentang cara memilih jenis tanaman. Hal ini agar para petani mengenali jenis tanaman dengan nilai jual tinggi saat panen. Selain itu, tanaman juga tidak akan merusak jati yang merupakan tanaman inti dari sistem tanam tumpang sari.
Selama ini, para petani hutan telah bergabung dalam Kelompok Tani Hutan Mugo Mulyo. Mereka biasanya mengandalkan tanaman lombok, jagung, melon, dan semangka untuk bercocok tanam.
Melalui program ini, masyarakat mengharapkan pemerintah dapat memberi pendampingan yang sama secara rutin. Ketua Kelompok Tani, Rochim juga menyebutkan tentang upaya untuk meningkatkan hasil panen. Ia berharap pemerintah dapat segera mengalokasikan pupuk bersubsidi.
“Dengan pupuk subsidi, akan memberikan manfaat serta meringankan beban petani sekaligus menekan biaya produksi,” tutur Rochim.











