Mahasiswa Lamongan – Menjelang perayaan Lebaran ketupat, masyarakat Lamongan mulai sibuk mencari janur sebagai persiapan untuk membuat ketupat. Aktivitas ini terlihat di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Sidoharjo dan Pasar Rakyat Sidomulyo, Kota Lamongan, pada Kamis (3/4/2025) pagi.
Para pembeli mulai berdatangan untuk mendapatkan janur, yang menjadi bahan utama dalam pembuatan ketupat. Salah satu pembeli, Ngatiah, mengungkapkan bahwa ia sudah mulai berburu janur untuk merayakan Lebaran ketupat bersama keluarga besarnya.
“Saya ingin merayakan Lebaran ketupat bersama anak cucu di rumah. Tradisi ini sudah diwariskan turun-temurun dan selalu menjadi momen istimewa bagi kami,” ujarnya.
Di pasar yang sama, Tri (37), seorang pedagang janur, mengaku telah mulai berjualan sejak Rabu lalu. Meski saat ini pembeli belum terlalu ramai, ia memperkirakan lonjakan permintaan akan terjadi pada dua hari terakhir sebelum perayaan.
“Harga janur yang saya jual berkisar antara Rp 25.000, Rp 35.000, hingga Rp 50.000 per ikat,” katanya.
Selain janur, Tri juga menyediakan selongsong ketupat siap pakai dengan harga Rp 15.000 per paket yang berisi 10 selongsong. Ia menyebutkan bahwa harga janur tahun ini mengalami kenaikan sekitar Rp 10.000 per ikat, yang dipicu oleh berkurangnya pasokan dari petani. Meskipun demikian, ia berharap permintaan tetap tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Lebaran ketupat atau kupatan merupakan tradisi penting bagi masyarakat di Indonesia, termasuk di Lamongan. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur setelah menjalani puasa Ramadan.
Perayaan ini identik dengan berbagai hidangan khas, di mana ketupat menjadi menu utama yang disajikan dalam setiap rumah. Para pedagang janur berharap perayaan tahun ini membawa berkah dan keuntungan bagi usaha mereka
“Mudah-mudahan tahun ini lebih baik dan dagangan kami laris seperti sebelumnya,” harap Tri.
Dengan semangat yang tinggi, masyarakat Lamongan terus menjaga dan melestarikan tradisi Lebaran ketupat sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal.
