News

Menjelang Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Sidoharjo Lamongan Naik Drastis

×

Menjelang Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Sidoharjo Lamongan Naik Drastis

Sebarkan artikel ini
Menjelang Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Sidoharjo Lamongan Naik Drastis
Ilustrasi sayuran di pasar tradisional. (pexels.com/Volker Meyer).

Mahasiswa Lamongan – Menjelang bulan suci Ramadan, harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional Sidoharjo, Kabupaten Lamongan, mengalami kenaikan secara signifikan.

Para pedagang setempat mengungkapkan bahwa lonjakan harga sudah terjadi sejak dua minggu terakhir. Diperkirakan, lonjakan harga ini akan terus meningkat seiring dengan masuknya bulan Ramadan.

Salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Sidoharjo, bernama Surti, menyampaikan bahwa beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang cukup besar.

“Harga pokok naik sejak dua mingguan. Naiknya karena cuaca hujan dan juga menjelang bulan puasa. Saya tidak tahu apakah nanti akan naik lagi atau tidak,” kata Surti, Minggu (23/02/2025).

Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain:

  1. Cabai besar dari Rp 40.000 menjadi Rp 45.000 per kg
  2. Cabai kecil dari Rp 60.000 menjadi Rp 75.000 per kg
  3. Bawang merah dari Rp 25.000 menjadi Rp 32.000 per kg
  4. Bawang putih dari Rp 28.000 menjadi Rp 42.000 per kg
  5. Wortel dari Rp 15.000 menjadi Rp 28.000 per kg
  6. Tomat dari Rp 5.000 menjadi Rp 7.000 per kg

Kenaikan harga bahan pokok ini memengaruhi perilaku konsumen yang biasa berbelanja di toko Surti. Menurutnya, pembeli menjadi berkurang, bahkan yang biasanya membeli satu kilogram, kini hanya membeli setengah kilogram saja.

Kenaikan harga juga terjadi pada pedagang daging ayam. Salah satu pedagang daging ayam, Khusnul Khotimah, mengungkapkan bahwa harga daging ayam di tempatnya mengalami kenaikan setiap hari menjelang bulan suci Ramadan.

“Ayam potong kemarin harganya Rp 34.000, sekarang menjadi Rp 35.000. Ayam horn kemarin Rp 35.000, sekarang menjadi Rp 36.000. Harga naik menjelang Ramadan, sekitar empat harian ini setiap hari naik terus,” jelas Khotimah.

Selain itu, ketatnya perdagangan daging ayam di sekitar pasar juga memengaruhi stok ayam yang dijual. Khotimah menambahkan bahwa jika sebelumnya ia bisa menyetok hingga tiga kuintal ayam, kini hanya bisa dua kuintal saja.

Tak hanya daging ayam, harga telur juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Salah satu pedagang, Guntur, menjelaskan bahwa harga telur ayam merah yang tadinya Rp 24.000 kini naik menjadi Rp 29.000 per kilogram.

Para pedagang berharap agar pemerintah bisa mengatasi lonjakan harga sembako ini, agar tidak membebani konsumen, terutama di Lamongan, menjelang bulan Ramadan.