Kampus

PBSI Unisma Gandeng SEAQIL, Perkuat Pendidikan Bahasa di Tingkat Asia Tenggara

×

PBSI Unisma Gandeng SEAQIL, Perkuat Pendidikan Bahasa di Tingkat Asia Tenggara

Sebarkan artikel ini
PBSI Unisma Gandeng SEAQIL, Perkuat Pendidikan Bahasa di Tingkat Asia Tenggara
PBSI Unisma bekerja sama dengan SEAQIL. (Dok. istimewa).

Mahasiswa Lamongan – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Islam Malang (Unisma) resmi menjalin kerja sama dengan SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas pendidikan bahasa. Penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung pada Sabtu (27/09/2025), bertepatan dengan pelaksanaan seminar internasional.

Kerja sama antara PBSI Unisma dan SEAQIL ini dianggap sebagai awal era baru kolaborasi dalam pengembangan pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat regional. Kesepakatan ditandatangani langsung oleh Ketua Program Studi PBSI Unisma, Frida Siswiyanti bersama Deputi Direktur Administrasi SEAQIL, Dr. Misbah Fikrianto.

Kemitraan ini diharapkan menjadi jembatan bagi PBSI Unisma untuk melaksanakan berbagai program inovatif yang selaras dengan standar pendidikan di Asia Tenggara. SEAQIL sendiri merupakan pusat pengembangan mutu guru bahasa di bawah naungan Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara (SEAMEO), dengan fokus pada peningkatan kualitas pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Arab, Jepang, Jerman, hingga Mandarin.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Misbah Fikrianto menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam metode pengajaran. Ia menilai, guru perlu menyesuaikan metode belajar dengan kebutuhan dan minat siswa, bukan hanya terpaku pada model pembelajaran yang mereka kuasai.

“Selama ini, guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang mereka sukai. Padahal, seharusnya kita mengajak siswa belajar dengan cara yang cocok dan disukai oleh mereka,” ujar Misbah dikutip dari beritajatim.com.

Ia juga menyambut positif kolaborasi ini dan berharap kerja sama PBSI Unisma dan SEAQIL tidak berhenti sebatas penandatanganan, melainkan mampu melahirkan inovasi nyata di dunia pendidikan.

Selain penandatanganan kerja sama, seminar internasional bertajuk “Humaniora Digital dan Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia” turut memberikan penghargaan kepada para pemakalah terbaik yang dinilai membawa gagasan segar.

Penghargaan pemakalah terbaik kategori luring diraih oleh Safira, guru BIPA asal Rusia. Peringkat berikutnya ditempati Prima Vidya Asteria dan tim dari Universitas Negeri Surabaya, serta Cahyani Ilma dari Universitas Negeri Yogyakarta. Keberagaman latar belakang para pemenang menunjukkan tingginya antusiasme akademisi dalam memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu bahasa.

Kaprodi PBSI Unisma, Frida Siswiyanti, menyampaikan rasa optimisnya bahwa pertemuan dan kerja sama ini akan mempererat persaudaraan antar pendidik serta membuka jalan menuju masa depan pendidikan yang lebih baik.

“Semoga pertemuan indah ini mendatangkan manfaat dan menjadi langkah kecil menuju masa depan pendidikan yang lebih maju dan bermakna,” ungkap Frida.