News

Persela Lamongan Terkena Sanksi Usai Kerusuhan, Klub Siap Ajukan Banding

×

Persela Lamongan Terkena Sanksi Usai Kerusuhan, Klub Siap Ajukan Banding

Sebarkan artikel ini
Persela Lamongan Terkena Sanksi Usai Kerusuhan, Klub Siap Ajukan Banding
Surat sanksi komdis PSSI kepada Persela Lamongan. (Dok. istimewa).

Mahasiswa Lamongan – Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi menjatuhkan sanksi berat terhadap Persela Lamongan. Sanksi tersebut diberikan setelah adanya insiden kerusuhan yang terjadi saat pertandingan melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center.

Dalam keputusan yang diterima pada Sabtu, 22 Februari 2025, Komdis menilai bahwa panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persela Lamongan melakukan pelanggaran terhadap Kode Disiplin PSSI Tahun 2023.

Pelanggaran tersebut meliputi masuknya penonton ke area lapangan, penyalaan flare dalam jumlah besar, pelemparan batu dan botol mineral, serta perusakan fasilitas stadion yang mengakibatkan pertandingan terhenti.

Atas kejadian kerusuhan tersebut, Komdis PSSI menjatuhkan dua sanksi kepada panpel Persela Lamongan. Sanksi pertama adalah larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton selama satu musim pada kompetisi 2025/2026. Sanksi kedua berupa denda sebesar Rp 110.000.000.

Mahfud Syafi’i, selaku Ketua Panpel Persela Lamongan, mengatakan bahwa pihaknya akan mengajukan banding atas sanksi yang diberikan.

“Saat ini kami sedang mempersiapkan materi untuk mengajukan banding terkait keputusan tersebut,” tegas Mahfud, pada Minggu, 23 Februari 2025.

Hal ini bukan kali pertama Persela Lamongan mendapatkan sanksi dalam liga 2 musim ini. Sebelumnya, klub sepak bola berjuluk Laskar Joko Tingkir itu juga pernah dikenai hukuman empat laga kandang tanpa penonton, karena insiden serupa saat melawan RANS Nusantara.

Sanksi tersebut kemudian dikurangi menjadi dua pertandingan tanpa penonton, setelah adanya pengajuan banding. Mahfud berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi suporter agar lebih bijak dalam mendukung timnya.

“Yang pertama, suporter diharapkan lebih dewasa. Fanatik boleh, tetapi jangan sampai berbuat seperti itu karena bisa merugikan tim juga,” tutupnya.