Mahasiswa Lamongan – Progres pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di area Kampung Pandu, Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, sudah mencapai 70 persen.
Pembangunan dapur SPPG ini ditargetkan akan selesai pada akhir bulan Februari 2025. Setelah pembangunan dapur tersebut selesai, fasilitas ini akan langsung dimanfaatkan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dapur tersebut dibangun di atas tanah milik TNI Kodim 0812 Kabupaten Lamongan dan dikerjakan oleh tim Badan Gizi Nasional dengan pendampingan dari Kodim 0812.
Letkol ARM Ketut Wira Purbawan, Dandim 0812 Lamongan, mengungkapkan bahwa pembangunan dapur SPPG tersebut ditargetkan tuntas pada akhir bulan Februari 2025.
“Saat ini, progres pembangunan dapur sudah mencapai 70 persen, dan 30 persen sisanya akan selesai dalam dua pekan mendatang,” ujar Purbawan, pada Minggu (16/12/2025).
Ia menambahkan bahwa pembangunan dapur tersebut tinggal beberapa bagian. Begitu juga dengan pengecoran lantai yang sudah selesai dikerjakan.
Diketahui, dapur SPPG tersebut dibangun sesuai dengan standar, serta kebutuhan untuk dapat menunjang kegiatan memasak dalam program MBG.
Lokasi dapur SPPG ini tidak jauh dari pusat pemerintahan dan pasar Kota Lamongan, sehingga diharapkan mampu memenuhi ribuan porsi makan bergizi gratis.
“Ke depannya, dapur SPPG ini diproyeksikan mampu memenuhi 3.000 porsi makan bergizi gratis MBG setiap harinya bagi siswa, balita, serta ibu hamil,” jelas Purbawan.
Purbawan juga menambahkan bahwa pembangunan dapur SPPG ini dilakukan secara terencana dan tidak asal membangun. Seluruh pekerjaan dilakukan oleh tim Badan Gizi Nasional (BGN).
Jika pembangunan ini selesai sesuai target, maka pada bulan Maret nanti, dapur ini dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi 3.000 siswa serta penerima manfaat lainnya, seperti balita dan ibu hamil.
Ia memastikan bahwa dapur SPPG ini memiliki banyak manfaat, terutama dalam mendukung program makan bergizi gratis, guna menciptakan generasi muda bangsa yang cerdas, sehat, dan memiliki intelektual tinggi.
Selain itu, dapur ini juga berpotensi membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar dan mendorong perputaran ekonomi melalui suplai bahan lokal yang akan diambil dari sektor pertanian setempat.











