Mahasiswa Lamongan – Wakil Bupati (Wabup) Lamongan, Dirham Akbar Aksara, hadir mewakili Bupati Yuhronur Efendi dalam kegiatan bertema Pengelolaan Event Nasional Berbasis Kearifan Lokal yang berlangsung di Hotel Mahkota pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pariwisata RI, Komisi X DPR RI, serta Pemerintah Kabupaten Lamongan. Dalam kesempatan tersebut, Dirham mendorong agar penyelenggaraan event berskala nasional di Lamongan dapat memaksimalkan potensi kearifan lokal yang dimiliki daerah berjuluk Bumi Soto itu.
Dalam sambutannya, Dirham menegaskan bahwa Lamongan menyimpan kekayaan budaya lokal yang luar biasa dan sudah dikenal secara nasional.
“Warga Lamongan ada di banyak tempat. Kita dikenal dengan Soto Lamongan, pecel lele, dan berbagai kearifan lokal lainnya. Lamongan tidak hanya punya potensi, tetapi juga identitas yang kuat untuk diangkat ke tingkat nasional,” ujar Wabup Dirham penuh antusias.
Ia juga menekankan pentingnya letak strategis Lamongan sebagai bagian dari kawasan aglomerasi Gerbangkertosusila, yang ditopang oleh garis pantai sepanjang 47 kilometer dan memiliki sejumlah destinasi wisata religi unggulan.
“Tagline kita saja sudah mencerminkan kearifan lokal. Kata ‘Megilan’ adalah kosakata khas Lamongan, dan ini menjadi kekuatan dalam membangun citra daerah,” tambahnya.
Dirham turut menyampaikan bahwa sektor pariwisata Lamongan memiliki peluang besar untuk berkembang. Saat ini terdapat 21 destinasi wisata yang tersebar mulai dari wisata alam, buatan, hingga religi. Selain itu, terdapat 16 desa wisata yang terus dibina dengan pelatihan dan pendampingan. Selama tahun 2024, Lamongan mencatatkan lebih dari 4,3 juta kunjungan wisatawan.
Berbagai event pun rutin digelar, dengan jumlah lebih dari 60 kegiatan setiap tahun. Di antaranya adalah Festival Kupatan, Pekan Budaya Lamongan, dan Haul Sunan Drajat.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Nila Yani Hardiyanti, yang juga hadir dalam acara tersebut, menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat, khususnya generasi muda, dalam pelaksanaan event berbasis budaya lokal.
“Event seperti ini memberikan efek berganda, mulai dari pelaku UMKM kuliner hingga penyedia jasa pendukung lainnya. Keterlibatan generasi muda dan masyarakat harus terus diperkuat agar manfaatnya bisa dirasakan secara luas dan berkelanjutan,” tegas Nila.











