Prestasi

Mahasiswa FK Unair Raih Juara di Ajang RMO 2025 Bidang Infeksi Tropis

×

Mahasiswa FK Unair Raih Juara di Ajang RMO 2025 Bidang Infeksi Tropis

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa FK Unair Raih Juara di Ajang RMO 2025 Bidang Infeksi Tropis
Mahasiswa berprestasi Unair yang berhasil raih juara di ajang RMO 2025. (Humas/Unair).

Mahasiswa Lamongan – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Dalam ajang Regional Medical Olympiad (RMO) 2025, tim FK Unair berhasil meraih Juara 3 pada bidang Tropical Infections atau infeksi tropis.

Tim tersebut diwakili oleh dua mahasiswa berbakat, yakni M. Nabiel Firdausi dan Annisa Vidya Asmara, yang tampil luar biasa sepanjang kompetisi. Keberhasilan ini bukanlah hasil instan. Perjalanan Nabiel menuju podium penuh perjuangan dan konsistensi.

Ketertarikannya terhadap ajang RMO bermula dari kekagumannya pada pencapaian senior-seniornya terdahulu. RMO sendiri merupakan olimpiade medis berskala nasional yang mempertemukan mahasiswa kedokteran dari berbagai universitas di Indonesia, dengan sejumlah bidang lomba, salah satunya bidang infeksi tropis.

Sebelum bisa mewakili FK Unair di ajang RMO, Nabiel harus melalui seleksi internal yang sangat ketat. Ia bahkan telah mencoba sejak semester dua, kemudian kembali mencoba di semester empat, hingga akhirnya berhasil lolos di semester enam.

“Mungkin prosesku lebih panjang dibanding teman lain, tetapi sejak awal aku memang sudah yakin dengan bidang infeksi ini,” ujarnya.

Berbeda dengan rekan-rekannya yang sempat berpindah bidang selama proses seleksi, Nabiel memilih tetap setia pada bidang infeksi tropis. Keputusannya untuk konsisten berbuah hasil manis setelah tiga kali percobaan.

Namun, perjuangan Nabiel dan tim tidak berhenti di situ. Tantangan besar juga datang dari manajemen waktu. Sebagai mahasiswa kedokteran dengan jadwal akademik yang padat, Nabiel harus pintar membagi waktu antara persiapan lomba dan ujian reguler. Tidak jarang, jadwal lomba berbenturan dengan ujian kampus.

“Kadang aku harus korbankan waktu belajar ujian, jadi nilai ujian bisa enggak maksimal, seperti kemarin hanya dapat AB karena lombanya berbarengan dengan ujian blok,” jelasnya.

Meski demikian, Nabiel menegaskan bahwa motivasinya mengikuti lomba bukan semata demi prestise. Bagi dirinya dan Annisa, kompetisi ini merupakan wadah untuk memperdalam ilmu yang tidak selalu bisa didapat di ruang kuliah.

“Di kelas, aku kadang hanya belajar untuk ujian. Tetapi lewat lomba, aku jadi punya rasa ingin tahu lebih besar,” tuturnya.

Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa kedokteran mampu tetap berprestasi meski dihadapkan dengan padatnya jadwal akademik. Dengan niat belajar yang kuat, strategi yang tepat, serta dukungan lingkungan sekitar, Nabiel dan Annisa berhasil menunjukkan bahwa proses panjang dan konsistensi akan selalu membuahkan hasil.